Media sosial ‘baru’ itu bernama Clubhouse. Disebut ‘baru’ karena meskipun naik daun awal tahun 2021, ternyata aplikasi ini sudah ada sejak tahun 2020. Pada level global, menjadi perhatian pada awal 2021 karena kemunculan Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX dalam aplikasi Clubhouse. Untuk ukuran lokal, ketenaran clubhouse di Indonesia terpicu kemunculan Wishnutama yang mantan menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang saat itu menjabat Komisaris Utama Telkomsel, hadir dalam salah satu diskusi berjudul “Ngobrol seru bahas startup” di Clubhouse pada 12 Februari 2021.
Sama dengan media sosial lain, pengguna clubhouse juga saling mengikuti (follow). Perbedaannya, platformnya, kalau twitter berbasis text, instagram berbasis gambar, atau gabungan keduanya (facebook), clubhouse berbasiskan suara. Pesertanya berinteraksi menggunakan suara. Seperti ngobrol saja. Perbedaan lainnya adalah menjadi pengguna clubhouse tidak dapat dengan serta merta dilakukan setelah mengunduh aplikasinya. Keberadaan kita harus dinominasikan oleh mereka yang telah menjadi pengguna terlebih dahulu. Selain itu pada awalnya clubhouse hanya tersedia pada aplikasi berbasis IOS milik apple. Baru pada bulan Mei 2021, pengguna Andorid bisa bergabung dan penggunanya pun menjadi lebih ramai.
Sebagai langkah awal, seorang pengguna baru akan diberitahu bahwa nomer kontak mereka adalah pengguna clubhouse. Setelah itu proses saling mengikuti terjadi. Selanjutnya ketika seorang pengguna ingin memulai, pada layar awal yang terlihat adalah ruang bicara yang muncul berdasarkan topik apa yang kita pilih ketika mulai clubhouse. Topik teknologi, olah raga, seni, keuangan dan sebagainya. Selain itu ruang bicara yang muncul adalah ruang bicara yang sedang diikuti oleh mereka yang kita follow.
Ketika tertarik dengan judul atau topik satu ruang bicara, kita bisa bergabung sebagai pendengar. Ketika tertarik untuk nimbrung sebagai pembicara kita bisa mengajukan diri (dengan mengangkat tangan) atau diundang oleh pembicara yang ada di ruang tersebut untuk naik sebagai pembicara. Disebut naik karena pada clubhouse, pembicara dan pendengar dipisah posisinya. Pembicara berada di atas ruang bicara sementara ‘pendengar’ berada di bawah. Ketika pada akhirnya kita merasa tidak tertarik akan topik pembicaraan, baik ketika sebagai pembicara maupun sebagai pendengar, kita bisa meninggalkan room tersebut. Mirip dengan di dunia nyata saja. Kalau ada sekumpulan orang yang sedang ngobrol, pada suatu tempat, kita bisa nimbrung untuk kemudian meninggalkannya.
Semakin hari, sepertinya clubhouse tidak seramai awal 2021. Entah karena sifatnya ekslusif di awal atau memang berbincang tidak semenarik berbagi text atau gambar. Meskipun sudah ada perluasan platform (dari hanya IOS ke Android) sepertinya tidak menolong. Terpikir apakah aplikasi ini akan mengikuti jejak (almarhum) path, yang akhirnya bubar karena pembatasan-pembatasan yang ada. Mungkin ini akan diuji dalam beberapa bulan ke depan. Karena per 22 Juli 2021, perluasan pengguna juga dilakukan oleh pengembang aplikasi. Karena katanya sudah tidak versi beta lagi, sekarang semua orang bisa langsung menjadi pengguna tanpa harus dinominasikan oleh pengguna sebelumnya.