Konon, semuanya harus seimbang. Ada kiri, ada kanan, hitam putih, baik jahat. Yin dan Yang,katanya. Dongeng yang kita dengar atau baca sejak kecil, juga sering mengajarkan hal tersebut. Si jahat akan kalah oleh si baik.
Masalahnya, apakah si baik akan serta merta ditemani si jahat? Apakah si baik dan si jahat muncul secara bersamaan? Ternyata tidak. Bisa jadi si jahat muncul karena panggung sudah terlanjur dikuasai si baik. Kemudian, apakah ketika si baik hilang, si jahat masih tetap jahat? Ternyata tidak juga. Si jahat merasa membutuhkan seseorang yang berperan sebagai si baik. Agar sisi jahatnya tetap terlihat.
Lantas, ketika si baik menjadi jahat, ternyata si jahat harus berubah menjadi si baik. Agar keseimbangan awal tetap terjaga.