Sekarang ini saat internet sudah bukan merupakan hal aneh lagi, istilah milis sudah tidak asing lagi buat kita. Milis merupakan pengindonesiaan dari mailing list. Konsepnya sederhana saja. Milis adalah sekelompok [komunitas] orang yang memiliki minat yang sama terhadap satu bidang dan berkumpul di dunia maya. Minat yang sama itu di bidang otomotif, buku, iklan atau fotografi misalnya. Namun belakangan alasan itu berkembang. Ada yang merupakan komunitas profesi [dokter atau pengacara] hingga komunitas orang yang memiliki ‘masalah’ yang sama. Pemilik balita misalnya.
Mungkin banyak diantara kita yang merupakan anggota dari satu milis [atau bahkan lebih]. Sebenarnya milis mirip dengan suatu kelompok diskusi. Bedanya adalah, interaksi di milis dilakukan melaui surat elektronik atau electronic mail atau email. Dan jika ada seorang anggotanya [subscriber] yang mengirim email ke alamat milis, seluruh anggota milis tersebut menerima email tersebut. Begitu pula bila Jika ada anggota lain yang ingin menanggapi, dia juga melakukan hal yang sama.
Saat ini ada beberapa penyedia layanan milis. Yang terbesar dan dianggap menjadi pelopor masih dipegang oleh Yahoogroups. [dahulu bernama e-groups, namun diakuisisi oleh Yahoo! sehingga berubah nama menjadi Yahoogroups]. Dulu sempat ada yang namanya Topica. Entah sekarang. Untuk tingkat lokal [dalam negeri] ada juga groups.or.id [yang semangat pendiriannya sangat patriotik], plasa.com serta indoglobal.
Menurut catatan Kompas, ada puluhan ribu milis terdaftar di Yahoogroups yang dibentuk oleh orang Indonesia. Sementara itu ada 2500 milis di groups dan 7700 di plasa. Kalau kita andaikan saja rata-rata milis beranggotakan 50 orang dapat dibayangkan ada berapa banyak penduduk seluruh milis. Ini untuk ukuran Indonesia saja. Negara lain, pasti jumlahnya mencengangkan. Melihat potensi ini kita tau mengapa Yahoo mengakuisisi e-groups dulu. Dengan jumlah penduduk sedemikian besar, ternyata banyak potensi yang tersembunyi di balik komunitas ini.
Dua minggu lalu di beberapa milis yang aku ikuti, ada email tentang seorang anak yang membutuhkan darah dengan golongan darah AB rhesus positif. Dari yang aku baca di Kompas, begitu email tersebut disebar melalui milis mengalirlah bantuan buat si anak. Dan si anak tertolong. Hebat euy !
Mungkin itu dari sisi postifnya. Dan seperti biasa, kalau ada sisi positif mungkin hampir pasti ada sisi negatif-nya. Beberapa hari yang lalu aku menerima dua email yang aku tau sumbernya pasti dari milis. Yang pertama adalah mengenai malpraktek di satu rumah sakit. Yang berikutnya mengenai sebuah bank asing. Kedua email tersebut seperti membuka keburukan dari rumah sakit atau bank itu. Dan seperti biasa hanya dengan beberapa kali klik menyebarlah email tersebut ke berbagai milis.
Tidak sampai dalam hitungan hari, berita tersebut tersebar ke jutaan orang. Mungkin apabila berita di email tersebut benar, jutaan orang pulalah yang akan menerima manfaat untuk berjaga-jaga. Namun apabila salah dan isinya merupakan fitnah ? Tak terbayangkan bagaimana jadinya. Mungkin saja rumah sakit itu berkurang pasiennya. Atau si bank kehilangan nasabah. Kalau ini yang terjadi kasihan juga kan ?
Oleh sebab itu aku pikir perlu pam swakarsa di papan kunci [keyboard] seseorang dalam mengikuti satu milis, yaitu hati-hati dalam memforward [meneruskan] satu email ke satu milis. Memang sih, dalam suatu milis ada aturan yang dibuat oleh moderator dan disepakati anggotanya untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini. Namun, tidak ada salahnya untuk mencari tahu apakah email yang kita terima memang benar-benar ditulis oleh orang yang mengalami sendiri kejadian tersebut.
Kalau tidak yakin aku pikir sebaiknya informasi tersebut disimpan sendiri saja tanpa diteruskan. Atau kalaupun diteruskan, tidak ada salahnya berlelah sedikit untuk memperingatkan penerima email bahwa anda tidak yakin akan kebenaran isi email namun diteruskan untuk menjadi perhatian dan berjaga-jaga.
Selain seperti dua email di atas, aku sendiri sering menerima ‘email aneh’ yang bersumber dari milis. Yang pertama yang sering muncul adalah jenis surat berantai. Bentuknya seperti surat biasa namun ada pesan yang kurang lebih berisi : “kirimkan email ini kepada sekian orang agar ….bla…bla…bla….Atau yang lain, email penawaran penghasilan besar tanpa perlu kerja keras. Untuk yang terakhir ini, ujung-ujungnya adalah MLM ! Suatu bisnis yang menurutku ingin meniru Paul Ormerod yang bilang : Matinya Ilmu Ekonomi. …..he….he….he
p.s. diketik di Jatibening tanggal 6 Maret 2004 dan diposting tanggal 8 Maret 2004.