Ukuran kebaikan

Dulu aku pernah mendapat email seperti ini. Tapi pas dapet lagi dari Masia, aku tertarik untuk mendokumentasikannya. Intinya soal kedermawanan.
______________________________________
Ayam dan Sapi

“Kenapa sih”, kata seorang kaya pada pelayannya, “orang-orang mengataiku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti asuhan?”

“Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi,” jawab pelayannya.
“Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam.
‘Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan’, kata ayam pada sapi. ‘Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan
mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa begitu ?”

“Apakah anda tahu apa jawaban sang sapi?”, kata pelayan.
“Sang sapi berkata, Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.”

Dipos di Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *