Dua hari lalu, dari beberapa milis yang aku ikuti aku menerima undangan untuk bergabung dengan satu milis yang bernama indotvwatch atau The Indonesian Television Watch. Aku langsung bergabung karena merasa sejalan dengan visi dan misi dari milis ini. Sebagaimana ditampilkan di awal websitenya, niat dibalik pendirian milis ini adalah menjadi wadah bagi siapa saja yang peduli dengan pertelevisian Indonesia. Juga untuk memperjuangkan program televisi Indonesia yang lebih baik, dewasa, dan maju.
Akhir-akhir ini sering muncul berita mengenai acara televisi yang sepertinya semakin kebablasan. Seolah-olah semua rambu yang ada ditabrak hanya untuk mengejar apa yang namanya rating. Setelah berapa lama stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan tayangan misteri, muncul tayangan berita kriminal yang mempertontonkan ‘kesigapan’ aparat kepolisian menangkap penjahat. Sudah pasti yang terakhir ini dilengkapi dengan adegan berdarah. Jenis ini diberi nama sesuai acaranya. Ada Sergap, Buser, Patroli, TKP dan sebagainya.
Setelah itu muncul lagi kontes adu bakat untuk menjaring calon ‘bintang’ baru semacam AFI [Indosiar], Indonesian Idol [RCTI], KDI [TPI], MOKA [TV7] dan beberapa yang lain. Setelah itu mucul lagi tayangan yang dikalim sebagai reality show. Entah apa yang mendasari sehingga digunakan istilah ini. Aku mencatat yang pertama sekali menggunakan istilah ini adalah Katakan Cinta. Seperti biasa setelah itu muncul variannya di stasiun lain seperti Harap Harap Cemas dan Playboy Kabel.
Tidak cukup sampai di situ, muncul lagi program-program yang diniatkan untuk mempermainkan emosi orang. Mulai dari yang dirancang untuk ngerjain orang [seperti MOP atau Mbikin Orang Panik dan Emosi] sampai yang berhubungan dengan hantu-hantuan semacam Paranoid.
Beberapa tayangan di atas, sudah memakan ‘korban’. Untuk berita kriminal, akhirnya pihak kepolisian menyampaikan keberatan karena aktivitas mereka dalam menangkap penjahat disorot langsung. Secara tidak langsung keberatan juga muncul. Di beberapa milis perbincangan mengenai seorang yang kebetulan gay diekspos di salah satu episode Playboy Kabel. Banyak yang akhirnya ‘mengutuk’ acara ini dan acara sejenis yang menyatakan diri sebagai reality show itu. Yang paling mutakhir adalah kasus yang menimpa anggota Kepolisian Sektor Kebun Jeruk. Seorang Kepala Unit Patroli bahkan sampai dipecat serta atasannya diberi sanksi.
Yang disayangkan adalah, pihak pengelola stasiun televisi bereaksi [dalam arti menghentikan program tersebut] setelah berurusan dengan pihak aparat hukum [baca : kepolisian]. Bila belum, tayangan itu akan jalan terus dengan mengatasnamakan rating. Untuk menghindari hal inilah aku merasa pentingnya organisasi semacam Indonesian Television Watch ini. Dan jika kalian merasakan hal yang sama, silahkan bergabung dengan mengirimkan email ke alamat : indotvwatch-subscribe@yahoogroups.com