Di kantor, seminggu terakhir ini aku sedang rajin mengulangdengar sebuah lagu dari album terbaru Dewi Lestari. Judulnya Malaikat juga tahu dari Rectoverso. Tertarik mendengarnya, karena saat berkendara sambil memutar i-radio, dalam beberapa hari berturut-turut, lagu ini diperdengarkan. Awalnya aku tertarik dengan aransemennya yang megah. Bergaya orkestra gitu. Kerjaan Andi Rianto.
Waktu aku tampilkan satu bait lagu ini sebagai status YM! ku, seorang teman kirim pesan, “Lagunya buat Marcell banget ya?”. Terus terang, itu juga yang terpikir buatku, setelah beberapa kali mendengarnya. Tapi pikiran itu aku tepis, setelah membaca ‘pembelaan’ dewi di blognya. Sebagaimana aku sudah bilang juga ke dia lewat comment di blog itu, aku gak akan mencoba menghakimi Dewi soal keputusan yang diambilnya. Selain karena bukan wewenangku, aku cuma tertarik dengan syair lagu tersebut.
Untuk wartawan impotemen, lirik di awal lagu mungkin akan menggiring mereka untuk berpikir ngeres. Terutama, baris terakhir akan membawa mereka untuk melalukan pembenaran akan adanya ‘orang ketiga’ sebagaimana digossipkan. :-D
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati
Bukan, bukan bait itu yang mau aku bicarakan. Tapi bait berikut ini
Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Buatku bait ini mo bilang, “hey…mungkin aku tak seperti atau tak sesempurna harapanmu. Tapi, jangankan manusia, malaikat aja tahu bahwa aku lebih sempurna daripada yang lain dalam hal mengasihi”
Yang lebih menggelitik lagi buatku adalah, dua bait terakhir dari bait tersebut. Dewi tidak seperti penulis lirik lain. Atau Dewi tidak seperti orang kebanyakan, yang kadang membawa Tuhan untuk sekedar memperkuat argumen yang akan diberikan. Misalnya, lewat kalimat “hanya Tuhan yang tahu…..”. Buat Dewi mungkin, gak perlu bawa-bawa Tuhan. Biarlah Tuhan mengurus hal-hal yang besar. Kalau cuman soal ‘kecil’ seperti ini, biarlah hanya ‘pesuruh’ Nya aja. Hehehehe
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hatiKali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiriKarena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranyaHampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri.. Cintakulah yang sejatiNamun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranyaKau selalu meminta tuk terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi.. Karna tak sanggup sendiriNamun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu.. Aku kan jadi juaranya