terpikir perangkap bernama lift

Kisah nyata. Terjadi sore ini. Pintu lift terbuka. Hanya seorang berada didalamnya. Teman sekantor. Kami saling menyapa. Dia keluar, akupun masuk sambil terus membaca email yang masuk lewat BerryItem.

Pintu lift menutup, seiring aroma tak sedap menyeruak. Ups…sepertinya ada yang baru buang angin! Lift berhenti di Ground Floor. Pintu terbuka. Seorang karyawati Bank Mandiri yang cukup manis masuk. Gawat! pikirku sambil mencari alasan untuk pura pura tidak tau ada bau busuk, sambil terus menggeser trackball.

Benar saja. Baru saja pintu lift menutup, hidung si manis juga tertutup. Jempol dan telunjuk tangan kirinya bekerja untuk itu. Lift serasa lambat bergerak menuju lantai empat dimana ruanganku berada. Selama lift bergerak dengan lemah gemulainya, si manis menambah pertahanan. Bukan hanya menutup hidung, juga mengibasngibaskan amplop coklat yang dibawanya.

Suasana sangat mencekam. Selain karena bau busuk yang memenuhi setengah ruangan lift [yeah…kurang lebih…karena kalau penuh kami pasti sudah pingsan sebelum lantai dua], juga karena lift betah hanya mengangkut kami didalamnya. Aku gelisah diantara bau busuk yang kurang ajar, sambil terus menggeser trackball yang tak berguna apa apa. Karena semua email sudah aku baca.

Tiba di lantai tiga, pintu lift terbuka. Si Manis keluar. Sepertinya dia lega sekali. Tangan kiri sudah melepas hidung, namun tangan kanan masih mengibas amplop. Dem!! Buru buru aku pencet tombol penutup. Agar lift segera melaju ke lantai empat.

Mungkin ini yang disebut gede rasa, atau GR karena aku merasa, pasti si manis berpikir akulah yang menyebar bau laknat tadi. Semakin GR, membayangkan dia akan langsung bercerita kepada teman teman sekantornya. Wanita wanita yang sehari hari bertemu di lift ini. Yang beberapa diantaranya pasti sering aku temui, saat melakukan transaksi di Bank Mandiri.

Rasa GRku tadi cepat berganti dengan rasa kasihan kepada diri sendiri. Karena ketahuan bertahan dalam pusaran badai amoniak dalam lift. Saling bergantian dengan perasaan menyesal, kenapa tidak keluar lift begitu pintu terbuka di Ground Floor.

Dipos di Tak Berkategori
2 Komentar Tambahkan milikmu
  1. Do you mind if I quote a few of your articles as long as I
    provide credit and sources back to your blog? My blog site is in the very same niche
    as yours and my visitors would definitely benefit from a lot of the information you
    provide here. Please let me know if this alright with you.
    Thanks a lot!

    Feel free to surf to my page – efficient weight (Veronique)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *