Konon, nama sebenarnya adalah Maria Ozawa. Namun orang lebih mengenalnya sebagai Miyabi. Buat yang ‘penggemar’ (mohon maaf penggunaan kata ini) film dewasa, mungkin kedua nama milik wanita Jepang ini sudah tidak asing. Dia dikenal sebagai bintang film dewasa. Sebutlah Miyabi di Glodok atau sentra penjualan cakram film bajakan, mereka akan menyodorkan banyak seri film biru yang dibintanginya.
Seminggu terakhir, nama Miyabi mendadak dibincangkan banyak orang dan media. Terkait dengan rencana kedatangannya ke Indonesia, Jakarta. Kedatangan ini konon dalam rangka pembuatan sebuah film yang bergenre komedi dengan mencantumkan namanya “Menculik Miyabi”.
Setidaknya begitulah yang aku baca. Entah, mumpung sedang berada di Indonesia atau memang khusus datang untuk bekerja, kedatangan Miyabi menuai kontroversi. Banyak yang memprotes kedatangannya, bahkan sebelum dia berada di negara ini. Bahkan sebelum dia syuting film komedi (sekali lagi, film komedi) yang direncanakan.
Sebuah organisasi massa bahkan merasa perlu untuk mengerahkan ribuan anggotanya untuk mengunjukrasa di kantor perusahaan yang menjadi produser film itu. Organisasi yang melekatkan agama pada nama organisasinya. Yang dari namanya, organisasi ini merasa perlu menunjukkan diri sebagai pembela agama itu. Entah agamanya sedang diserang oleh siapa, hingga mereka merasa perlu menyebut pembela.
Berulangkali aku mencoba mengerti apa alasan mereka yang menolak, untuk menolak kedatangan Miyabi. Aku menduga, hanya karena dia bintang film porno. Yang kebetulan, filmnya digemari disini. Kedatangannya ditolak bukan karena akan membuat film porno. Sesuatu yang, menurutku salah. Karena sebagai negara terbuka, siapa saja berhak mengunjungi negara ini.
Namun yang terlihat, seolah Miyabi adalah pelaku kriminal yang pantas untuk diusir. Bahkan seorang pelaku kriminal yang kebetulan warga negara lain, juga berhak datang ke Indonesia selama pihak keamanan negara ini tidak dikontak oleh pihak keamanan negara lain yang berkepentingan terhadap penangkapannya. Kalau memang Miyabi bersalah dan tidak berhak mengunjungi negara ini, belum ada yang bisa membuktikan kesalahannya.
Kalaupun dia adalah penjahat kelas kakap, sebelum dia datang disini juga banyak penjahat lebih kakap, namun tetap mendapat hormat dari orang banyak. Kalau dia dilarang datang karena membintangi film porno, di internet banyak tersimpan film pendek maupun panjang, amatir maupun ‘profesional’ yang sama pornonya dengan yang dibintangi Miyabi. Bahkan yang pelakunya masih peserta didik di sekolah. Namun tidak ada yang mengusirnya dari negara ini.
Keluguan sebagian bangsa ini semakin kelihatan lucu, manakala seorang pejabat tinggi negara yang menangani budaya dan pariwisata memberikan komentar. Sesuatu yang bukan pada tempatnya. Karena, kalau demi keamanan negara yang menjadi alasan negara campur tangan, harusnya pejabat bidang keamananlah yang memberi ketenangan kepada masyarakat.
Aku hanya berani berpikir, mudah mudahan Miyabi bisa memahami apa yang sedang dipertontonkan bangsa ini. Dan semoga dia ( dan minimal orang orang terdekatnya) berpikir bahwa tindakan mereka yang menolak kedatangannya, sama sekali tidak mencerminkan pola pikir ratusan juta rakyat yang lain.
Maafin bangsaku ya Miy….:-p
Mungkin yg menolak udah sering nonton video miyabi mereka takut egk ada lagi video miyabi yg baru klu miyabi jadi bintang filem komedi he he
Gw dukung miyabi datang ke indonesia
Valuable thoughts and advices. I read your topic with great interest.
I read a few topics. I respect your work and added blog to favorites.
Interesting and informative. But will you write about this one more?
@Farano :
BEgitulah…entah apa yang mendorong para pembela itu dan mereka yang tidak mau moral negara ini rusak, sehingga menolak kedatanganya.
@Indri :
lho? koq? hehehe…thanks udah singgah ya
My ooh my….
hehe…
Bwaha.ha.ha.ha.ha….
Tak disangka dan tanpa pemberitaan apa-apa, telah banyak bintang film dewasa dari Jepang, atau lebih kondang disebut jajaran para bintang JAV (Japan Adult Video; karena filmnya tidak diputar di bioskop) telah berkali-kali dan sering masuk-keluar Indonesia, khususnya Bali.
Sedari jalan-jalan bersama para fans (yang tentu saja pria-pria muda dan om-om), photo session (terlacak mulai tahun 1996!!) hingga shooting film (coba browse saja di mana-mana). Mereka tak terdengar, tercium dan terdata, datang sebagai pelancong biasa. Sebut saja mulai Sally Yoshino, Mariko Morimoto, Sora Aoi, dan para koleganya tidak asing lagi dengan beach photo shoot di pulau eksotik tersebut.
Ha.ha.ha.ha.. Mauli ate, Laé…!