terpikir layanan pelanggan vs layanan dodol

Aku mendapatkan satu telepon genggam dari istri, sebagai hadiah ulang tahun. Telepon merek dari Finlandia seri yang diiklankan sebagai seri yang pas untuk digenggam oleh ‘orang yang sibuk’. Karena semua ‘aktivitas kerja jaman sekarang’ bisa dilakukan dari telepon genggam tersebut.

Tertarik dengan iklannya, segera aku berniat untuk mendedikasikan telepon genggam tersebut dalam aktivitas jaringan pertemanan yang sedang aku gemari akhir-akhir ini. Untuk itu tentu saja aku membutuhkan kartu telepon yang mendukung. Aku segera teringat dengan penyedia jasa layanan seluler yang baru-baru ini mengganti Luna Maya dengan monyet, sebagai bintang iklan mereka. Pesan iklannya jelas, tidak perlu mikir dalam memilih mereka. Alasan lain juga, karena aku telah menggunakan layanan penyedia jasa saingannya. Jadi sekalian untuk diversifikasi dan agar ada cadangan apabila salah satu bermasalah.

Pengaktifan kartu berlangsung sebagaimana biasa kartu prabayar. Daftar nama, alamat dan sebagainya. Setelah itu aku mendapat pesan mengenai aktivasi fasilitas GPRS yang tentunya sangat berguna dalam aktifitas berinternet. Aku mencoba mengikuti setiap petunjuk yang diberikan. Karena untuk penyedia layanan selular ini, termasuk asing buatku. Hampir sebagian besar keluargaku menggunakan layanan saingannya yang memiliki warna korporasi merah.

Ternyata apa yang terjadi tidaklah semudah iklan. Fasilitas yang aku inginkan tidak tersedia. Setiap aku mencoba melakukan akses dengan telepon, muncul pesan bahwa paket data tidak tersedia. Sebagai awam, aku menghubungi layanan pelanggan mereka. Takut, aku salah dalam menata layanan. Maklum keduanya, baik telepon maupun kartu merupakan hal yang baru buatku. Ternyata tidak ada masalah. Berdasarkan konfirmasi dari layanan pelanggan tersebut semua sudah benar.

Aku menunggu. Untuk sementara aktifitas jaringan pertemanan itu masih aku lakukan di telepon lama yang masih dari merek yang sama.

Setelah beberapa jam, aku mencoba lagi. Ternyata belum berhasil. Pesan masih sama. AKhirnya aku mencoba kembali menghubungi layanan pelanggan. Setelah menerangkan bahwa aku baru mengaktifkan kartu mereka, si mas yang menjawab teleponku mengatakan bahwa akan mencoba melihat apa yang terjadi. Dia bilang, ternyata fasilitas GPRS kartuku belum aktif. Dia akan mencoba mengaktifkan. Aku mengucap terima kasih. Sambil kembali menunggu.

Malam hari, aku mencoba lagi fasilitasnya. Ternyata masih belum aktif. Kembali aku menghubung layanan pelanggan. Dikatakan oleh mbak-mbak, sebenarnya fasilitas sudah aktif. Namun untuk lebih mengoptimalkan hasilnya, si mbak minta setelah menelepon, aku menonaktifkan teleponku selama sepuluh menit. Oke, aku lakukan,kataku. Aku tanya, sebenarnya apa masalahnya mbak?. Si mbak bilang, menurut informasi dari bagian teknis, memang ada maslah dalam jaringan mereka. Maksimal akan terjadi dalam satu dua hari. Waktu aku tanya selama dua hari, fasilitas ini tidak dimanfaatkan? si mbak bilang, maksimal Pak. Belum tentu selama itu. Hmm…ok. benar juga si mbak.

Setelah cukup waktu, aku menyalakan telepon dan mendapati hasilnya ternyata belum berhasil. Sepertinya kesabaranku sedang diuji. Okelah, toh aku masih bisa berhubungan dengan internet melalui telepon yang lama.

Hari ini, sebanyak dua tiga kali aku mencoba GPRS dari penyedia layanan selular yang menggunakan semboyan nyambungterus itu. Ternyata belum juga berhasil. Kesalku menuntun untuk menelepon sekali lagi. Jawaban yang aku terima hampir sama dengan semalam. Hanya bedanya, si mbaknya bilang, waktu non aktifnya lima menit. Saat aku sampaikan bahwa semalam, jawaban yang sama aku terima, si mbak bilang lagi soal gangguan jaringan. Dan katanya maksimal besok pagi sudah ditangani.

Ternyata ada kemajuan. Waktu non aktif telepon lebih singkat. Soal jaringan seperti kata si mbak, besok pagi beres. Itu berarti ada kemajuan. Telepon aku matikan. Aku menulis postingan ini di telepon lama. Besar tombol papan kuncilah yang membuatku masih melakukan postingan ke blog dari sini.

Yang terpikir buatku adalah, layanan pelanggan. Sepertinya baik sekali mereka melakukan perbaikan atas sesuatu yang sebenarnya sudah bisa ditata sendiri oleh pelanggan. Buatku hal tersebut hanya upaya untuk menghibur pelanggan atas ketidakmampuan mereka melakukan pelayanan prima. Selain itu ada kesan yang aku tangkap dari pembicaraan dengan si mbak atau si mas. Bahwa apabila ternyata layanan prima yang mereka lakukan lewat ‘bantuan optimalisasi’ maka mereka sedang mencari kambing hitam bernama jaringan.

Setelah posting tulisan, telepon baru itu akan aku nyalakan. Mudah-mudahan memang sudah berhasil. Kalau belum juga, aku berpikir untuk mengganti penyedia jasa layanan selular saja. Daripada disuruh bolak balik menelepon layanan pelanggan. Selain itu juga, aku bukan monyet seperti iklan mereka. Karena aku bisa berpikir. Pada saat penyedia jasa membebaskan panggilan kepada layanan pelanggan, mereka mengenakan tarif Rp 350 per panggilan. Mungkin nilainya kecil. Namun untuk ukuran kartu yang baru diaktifkan, nilai segitu akan terasa besar. Karena aku belum menggunakan fasilitas GPRS mereka sedikitpun.

Dipos di Tak Berkategori

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *