terpikir layanan pelanggan kamp***

Sesuai janji, siang ini aku mengajak anak anak nonton. Film Disney bertajuk Big Hero. Berhubung filmnya baru dua hari tayang, sengaja aku ajak ke bioskop yang agak mahal jauh. Karena kalau di Cipinang Mall, tempat biasa kami menonton dan yang paling dekat dengan rumah, gak yakin akan dapat posisi nyaman.

Blitz Pacific Place menjadi tujuan. Karena harus menunggu Sulung pulang sekolah. Rencananya kami akan menonton penayangan pukul 12.40. Tiba di Blitz suasana belum ramai. Counter yang dibuka hanya satu. Plus satu counter pojok kanan. Awalnya aku antri di counter biasa, bukan pojok kanan. Jarang nonton bioskop. Ga paham masing masing counter tujuannya buat apa.

Karena counter dimana aku berdiri antriannya cukup panjang, aku pindah ke counter pojok kanan. Hanya ada seorang mengantri di sana. Ketika tiba giliranku, aku ditanya mau nonton apa. Katanya itu counter khusus velvet. Aku bilang, aku mau nonton di studio biasa. Apakah boleh?. Petugas mengiyakan. Aku tambahi, aku akan membeli tiket dengan Niaga Ponsel. Karena aku lihat materi promosi masih melekat di counter.

Petugas bilang, counter dia (pojok kanan) tidak melayani Niaga Ponsel. Aku dipersilahkan pindah ke counter lain. Aku protes. Kalian punya banyak counter, tapi yang dibuka hanya satu?. Mohon maaf pak, mungkin petugasnya sedang ke toilet, jawabnya. WTF!! Batinku. Alasan macam apa!?!?

Akhirnya dia sedikit berteriak ke arah seorang temannya yang kebetulan sudah membuka satu counter lagi selain tadi tempat aku mengantri panjang. Apakah counter dia buka. Mendapat jawaban counter buka, dengan sedikit kesal aku pindah ke counter baru. Antrianku nomer tiga. Di depanku, melakukan transaksi dengan kartu kredit Niaga. Artinya ada promosi CIMB Niaga.

Tiba giliranku, aku hanya bilang ke petugas (bernama Amir), mas aku mau nonton Big Hero dan membayar dengan Rekening Ponsel CIMB Niaga. Dia hanya menanyakan, apakah aku sudah menukar kupon. Aku jawab sudah. Lalu katanya, kalau transaksi dengan rekening ponsel, di counter sebelah pak. KAMPRET!! kataku dengan suara meninggi. Tadi aku dari sana kalian suruh ke sini. Aku ke sini kalian suruh kesana!

Mungkin dia kaget. Dia bertanya pada rekannya di counter awal tadi. Sepertinya dia gak paham. Akhirnya transaksiku dilayani. Namun bukan olehnya. Tapi oleh rekannya. Mungkin dia memang belum paham. Meski kadung kesal, aku diam saja dilayani. Bungsu mondar manadir bertanya. Apakah kami sudah boleh masuk. Aku jawab sekenanya bahwa layanan mereka ini lambat. Sambil minta keduanya bersabar.

Selesai transaksi, aku menyempatkan meminta maaf pada mas Amir yang kena kampret tadi. Meskipun menurutku mereka bersalah, aku merasa dia tak pantas diumpat begitu.

Aku gak ngerti. Alasan sedang ke toilet bisa keluar begitu saja. Ketidakpahaman akan produk dan layanan, menyebabkan pelanggan memiliki pengalaman tak menyenangkan. Kebetulan aku kenal satu orang karyawan perusahaan pengelola Blitz. Padanya aku sampaikan pelayanan ini. Semoga mereka berbenah. Group Lippo sudah mulai masuk pasar. Layanan harus diperbaiki kalau mau bertahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *