terpikir kehormatan seorang william soeryadjaja

man-of-honor

Selesai juga membaca “Man of Honor Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya”. Sebuah buku biografi yang menurutku cukup enak dibaca. Kisah jatuh bangun seorang yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di Indonesia. Selain itu, banyak kisah inspiratif yang bisa dipetik.

Mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal sosok seorang William Soeryadjaja. Mungkin lebih banyak yang mengenal warisan yang ditinggalkannya. Sebuah (group) perusahaan bernama PT Astra International Tbk. Perusahaan publik yang saat ini berkapitalisasi pasar 300 triliun rupiah. Perusahaan yang dimulai hanya dengan empat karyawan, sekarang memiliki ratusan ribu karyawan. Pemilihan kata dimulai, bukan didirikan aku gunakan karena sebenarnya Astra bukan didirikan langsung oleh Oom William (begitu tokoh ini disebut di buku ini, dan begitu juga sapaan karyawannya kepadanya). Cikal bakal Astra adalah sebuah perusahaan yang dibeli oleh William, kemudian didandani sehingga menjadi besar dan beranak pinak.

Buku Man of Honor menceritakan bagaimana sejarah seorang William. Mulai dari masa kecilnya di Majalengka, menikah dan memulai usaha, “dikerjai” hingga pernah mendekam dalam penjara, bangkrut dan memulai lagi bisnis baru. Untuk memulai bisnis baru, bahkan sampai dilakukan dua kali olehnya. Terakhir ketika harus menyerahkan sepenuhnya Astra, untuk keluar dari kesulitan yang dialami oleh putranya.

Sebagai sebuah biografi, buku ini lebih menceritakan kiprah William sebagai seorang pelaku usaha. Hanya sebagian kecil yang menceritakan William sebagai sosok seorang anak, ayah, atau kakek. Karena sepertinya sisi itulah yang ingin diangkat. Hal itu terlihat dari pemilihan judul besarnya, jika dibandingkan dengan langkah heroik yang dilakukannya untuk “menyelamatkan” (bisnis) anak lelakinya.

Buku inipun tidak terlalu banyak menceritakan mengenai keluarganya. Kecuali anggota keluarga yang bersentuhan langsung dengan usahanya. Seperti Edwin, putranya yang menjadi pengurus di Astra. Atau istrinya, Lily yang saat awal mulainya Astra sempat menjadi “penyedia” katering buat karyawan Astra, dengan memasak makan siang. Bahkan sosok Edward, putra yang diselamatkan olehnya pun disinggung lebih sedikit dibanding Edwin. Bahkan lebih banyak bercerita tentang dua adik laki lakinya yang membantunya dalam membangun kerajaan bisnisnya.

Untuk yang mengenal sedikit sosok William dari sepak terjangnya di dunia bisnis sebagaimana dikabarkan di media massa, buatku buku ini cukup memberi inspirasi. Banyak sisi lain seorang William yang baru kuketahui setelah membaca buku ini. Bagaimana besarnya rasa nasionalismenya (meskipun dia seorang keturunan Cina), bagaimana kesukaannya pada makanan khas Indonesia seperti sate kambing misalnya, bagaimana sifat dermawannya (yang suka memberi ‘salam tempel kepada siapa saja yang dia temui), bagaimana rasa sayangnya kepada karyawannya, dan seterusnya. juga melalui buku ini, pembaca mengetahui bahwa ternyata seorang Wiliam Soeryadjaja kadang suka iseng pada anak buahnya.

Juga bagaimana William telah menerapkan apa yang saat ini banyak dilakukan dan menjadi trend dalam dunia usaha. Penerapan prinsip Good Corporate Governance pada perusahaannya. Hal tersbut tercermin misalnya bagaimana dia merekrut tenaga tenaga profesional untuk mengelola Astra. Mendukung program pelestarian lingkungan hidup yang dikelola oleh Emil Salim (mantan menteri lingkungan hidup). Om William juga telah menerapkan Total Quality Control bahkan dianggap sebagai pelopor. Memberi sebagian saham perusahaan kepada direksi (saat ini dikenal dengan nama Management Stock Option atau Stock Allocation). Meskipun beberapa diantara jenderalnya (begitu manajemen disebut pada satu bab buku) tersebut merupakan keponakannya sendiri, ternyata diperlakukan sama dengan profesional lain. Bahkan para profesional itu, juga karyawan justru diperlakukan sebagaimana keluarga.

William juga mengharamkan Pemutusan Hubungan Kerja di perusahaan yang dikelolanya. Ketika menghadapi krisis, perusahaan tidak serta merta ditutup atau dirampingkan organisasinya. William justru mendorong agar manajemen yang telah diberi kepercayaan olehnya untuk memikirkan solusi keluar dari masalah. Dengan mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan sehingga perusahaan tidak bangkrut. Yang penting tidak rugi, ujarnya. Dalam menghadapi hal semacam ini, dari buku ini pembaca tahu sejarah awalnya sepeda bermerek Federal. Sesuatu yang awalnya diremehkan oleh manajemennya, akhirnya menjadi bisnis yang lumayan memberi hasil.

Dikisahkan pula dalam buku ini, bagaimana ketika perusahaanya sudah dijalankan oleh profesional, William hanya mencari peluang bisnis baru untuk kemudian menyerahkan kepada jenderalnya untuk mengeksekusi. Memang tidak semua peluang bisnis yang ditawarkan, disambut dengan baik oleh para jenderalnya. Ada juga yang ditolak dengan berbagai argumen. Jika itu yang terjadi seringkali Om William malah jalan sendiri dengan kocek pribadi. Kelak ada diantara peeusahaan pribadi itu yang justru cemerlang dan akhirnya digabung ke dalam Astra. Ada pula yang tetep menjadi milik pribadi si Om. Tipe perusahaan terakhir, kelak menjadi penyelamat si Om ketika akhirnya beliau harus melepas Astra.

Buku yang ditulis oleh wartawan majalah SWA ini, ditulis dengan gaya bertutur yang enak dibaca. Kalau boleh menyebut kekurangannya, hanyalah pada kurangnya informasi mengenai nama nama selain keluarga yang mengiringi perjalanan hidup si Om. Nama nama seperti Teddy P Rachmat, Tossin Himawan, Maruli Gultom, Gerry Kasih dan seterusnya. Menurutku akan lebih informatif lagi kalau ketika memunculkan nama-nama tersebut, penulis menyertakan catatan kaki untuk menceritakan latar belakang tokoh dalam buku. Karena ternyata beberapa diantara tokoh tersebut, menjadi pengusaha sukses setelah lepas dari Astra. Bahkan beberapa diantaranya disebut sebagai orang terkaya di Indonesia.

Dipos di Tak Berkategori
9 Komentar Tambahkan milikmu
  1. Definitely believe that which you stated. Your favorite
    reason seemed to be on the internet the simplest thing to
    be aware of. I say to you, I definitely get irked while people
    think about worries that they just do not know about. You managed to hit the nail
    upon the top and also defined out the whole thing without having side-effects ,
    people could take a signal. Will probably be back to get more.
    Thanks

    Feel free to surf to my website sedation dentistry Elk Grove

  2. We’re a bunch of volunteers and opening a brand new scheme in our community.
    Your site provided us with useful info to work on. You’ve done a formidable activity and our entire neighborhood will probably
    be thankful to you.

  3. Set goals for individuals as well as your team, and develop healthy
    problem-solving skills and training. The cost of starting a baby planning business is very low.
    Most limousine companies have a fleet of vehicles of all shapes and sizes.

    My blog post – superweb.com.pl

  4. Having read this I believed it was very enlightening. I appreciate you finding the time and
    energy to put this informative article together. I once again find
    myself spending way too much time both reading and posting comments.
    But so what, it was still worth it!

    Here is my web page :: magic

  5. Setelah membuka halaman “Tentang aku” barulah aku sadar yang TERPIKIR olehku adalah Goklas yang lain.
    Mohon maaf aku telah sok kenal padahal belum.
    Salam kenal,
    Maruli Gultom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *