terpikir ikan, pandawa dan pasar modal Indonesia

“Saya lebih baik memiliki 20 persen perusahaan bernilai 1 triliun daripada memiliki perusahaan bernilai 100 miliar”

Kata kata itu diucapkan di hadapan puluhan orang pemilik perusahaan oleh seorang anak muda yang belum genap berusia 40 tahun. Witjaksono demikian nama anak muda tersebut, merupakan satu dari lima orang pendiri PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM) perusahaan pengolahan ikan yang berasal dari Pati. Sebuah kota kecil di Propinsi Jawa Tengah. Sama dengan Witjaksono yang dipercaya sebagai Presiden Komisaris, empat orang lainnya berusia tidak jauh berbeda. “Kami telah mempelajari bahwa hampir sebagian besar perusahaan terkemuka dunia, besar melalui pasar modal” demikian Witjaksono menambahkan. Kalimat yang menggetarkan buatku sebagai pegawai yang berkecimpung di industri pasar modal.

Kalimat itu terngiang kembali ketika hari ini, pabrik yang dana pembangunannya diperoleh melalui Penawaran Umum Perdana saham. Perusahaan yang didirikan pada 9 Mei 2012, reami tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Desember 2015. Saat ini perusahaan tersebut telah bernilai hampir 5 triliun rupiah! Nolnya ada 12! Mereka berlina yang memulai dari bisnis fotokopi, saat ini memiliki kekayaan masing masing 1 triliun! (Dengan asumsi meniadakan pemegang saham lain)

Bukan tidak mungkin nilai perusahaan ini semakin hari akan meningkat. Seiring berkembangnya bisnis mereka dengan diresmikannya pabrik baru mereka oleh Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Pabrik yang mampu mengolah ikan, udang dan bayi gurita puluhan ribu ton sehari. Pabrik yang mampu menghidupi 4 ribu karyawan, ratusan (mungkin ribuan) nelayan, menjadi mitra dari ratusan Usaha Kecil Menengah di sekitarnya.

“Saat seusia kalian, saya belum bisa menghasilkan apa yang kalian capai saat ini” ujar pak Luhut dalam sambutannya. “Teruslah menjaga disiplin dan membantu UKM. Jika kalian butuh bantuan, sulahkan datang ke kantor. Kami akan bantu. Saya juga titip kepada Pangdam dan Kapolda untuk menjaga mereka” tambah Luhut. Kalimat kalimat yang buatku pribadi sangat menggetarkan. Apalagi buat Pandawa (merek dagang yang dipilih untuk produk mereka. Mungkin menganalogikan dengan jumlah Pandawa yang juga lima). Tak terbayang betapa bangganya keluarga mereka yang berdasarkan asumsiku, juga hadir di tempat acara.

Aku berharap banyak media yang meliput acara tersebut. Sehingga lebih banyak lagi anak muda yang terinspirasi. Lebih banyak lagi pemilik perusahaan yang memanfaatkan pasar modal untuk membesarkan perusahaanya. Memberi kehidupan kepada lebih banyak orang. Memberi pajak kepada negara. Menambah devisa buat negara. Mengharumkan nama Indonesia.

Buatku yang bekerja di industri pasar modal, momentum hari ini juga menggetarkan. Karena ketika di Jakarta dilakukan peringatan 39 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, di Pati kota kecil di tengah pulau Jawa, ada perusahaan yang besar dengan memanfaatkan dana pasar modal. Maju terus pasar modal Indonesia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *