Seorang calon Presiden dari sebuah partai baru mengeluarkan pernyataan yang buatku agak mengganggu. Mengganggu karena pernyataan si Bapak [yeah, hingga saat ini baru satu orang wanita yang terang benderang berniat bertarung lagi dalam pemilihan presiden yang akan datang] menyinggung tempat dimana aku mencari nafkah selama ini. Si Bapak menyatakan kurang lebih, “penanaman modal di pasar saham ibarat main judi“. Terus terang aku belum menemukan sumber asli pernyataan si Bapak. Namun, pertama sekali membaca pernyataan itu, aku berpikir bahwa banyak orang yang berpandangan tidak baik terhadap industri tempat aku bekerja. Tapi setelah membaca lagi, aku mencoba mengurai pernyataan itu dari berbagai sudut.
Bisa saja si Bapak sedang mencari dukungan dari petani, karena pernyataan itu berlanjut dengan “Ia mengimbau agar rakyat Indonesia kembali memperhatikan pertanian serta maritim sebagai ekonomi kerakyatan” sebagaimana dikutip oleh detik. Pencarian dukungan yang terang benderang terlihat, sebagaimana selama ini ditampilkan dalam iklan si Bapak yang ditayang di televisi. Kalau mencari dukungan petani plus nelayan, yang terjadi, adalah masuk akal mengingat jumlah petani jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah pekerja plus ‘investor’ di pasar modal. Jumlah petani yang tidak sedikit ini tentu menjadi modal si Bapak bertarung dengan calon lain di Pemilu nanti.
Dari sisi lain, ada ketidakjelasan dalam pernyataan tersebut. Berbeda dengan pernyataan sebuah organisasi massa minggu lalu, pernyataan si Bapak lebih lunak. Pikiran kotorku berkata, apabila di kemudian hari ada yang mempermasalahkan pernyataan si Bapak [taruhlah beliau jadi maju dan mengikuti acara debat sebagaimana pemilu sebelumnya], si Bapak bisa ngeles dengan berkata, “Saya mengatakan, ibarat, bukan keadaan sebenarnya” Hehehehehe.
Aku tidak berharap dan tidak berwenang melakukan koreksi terhadap pernyataan si Bapak. Karena aku tahu bahwa beliau cukup pandai untuk mengeluarkan pernyataan. Apalagi yang menyangkut ekonomi. Bapaknya adalah pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kakeknya adalah pendiri sebuah Bank BUMN yang nyaris seumur dengan usia Republik Ini. Abangnya, adalah pengusaha sukses yang -meski sekarang berurusan dengan pencurian benda purbakala- pernah menikmati kemudahan dari adanya Pasar Modal, lewat berbagai perusahaan. Iparnya pernah menjadi gubernur bank sentral negara ini. Terakhir, mantan istrinya pernah memiliki perusahaan yang bergerak di Pasar Modal. Bahkan pernah menjadi salah satu komisaris di perseroan pengelola bursa saham.
Dengan sederet kenyataan sebagaimana aku tulis di alinea terakhir ini, aku yakin si Bapak sedang mengumpulkan dukungan menuju pemilihan Presiden tahun depan.
Postingan anda mengenai presiden dan pasar modal ini sangat menarik perhatian saya. seperti yang diketahui banyak orang bahwa pasar modal mendapatkan banyak perhatian masyarakat saat ini.
Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Pasar Modal