Namanya Monang Parlindungan Ambarita, biasa disingkat M.P. Ambarita. Awalnya beliau berpangkat Brigadir Polisi Satu, sehingga dikenal dengan nama Briptu Ambarita. Sekarang bang Ambar sudah promosi menjadi Ajun Inspektur Polisi Dua dan dipanggil Aipda Ambarita.
Awal tahu bang Ambar (begitu dia disapa) lewat acara variety show bertajuk The Police pada stasiun tv Trans7. Acara yang menunjukkan upaya dia dan timnya yang tergabung dalam Raimas Backbone kepolisian resort (Polres) Jakarta Timur. Raimas sendiri singkatan dari pengurai massa. Bang Ambar memimpin Raimas Backbone sejak tahun 20217.
Dari The Police, kita tahu mereka melakukan patroli ketika hari telah gelap. Menyusuri wilayah hukum Polres Jakarta Timur menggunakan sepeda motor, sampai pagi menjelang. Karena merupakan acara televisi, patroli mereka diikuti oleh kameramen dan tim televisi pemilik siaran. Sesuatu yang juga dilakukan oleh televisi lain dengan nama berbeda. Mungkin karena aksi para penegak hukum ini menarik perhatian publik. Sesuai namanya yang variety show, apa yang terjadi di lapangan disiarkan kepada publik apa adanya. Mungkin dengan beberapa edit disana-sini. Sah saja.
Dalam tayangan yang diunggah melalui youtube, sering Raimas menemukan pelaku kejahatan berdasar insting bang Ambar. Mungkin karena punya pengalaman panjang sebagai reserse di kepolisian daerah Metro Jaya. Ketika sedang patroli dan melihat ada pemuda yang gerak geriknya mencurigakan, dia akan memberhentikan dan memeriksanya. Melakukan penggeledahan dan bisa berakhir ternyata yang diberhentikan merupakan pelaku kejahatan atau terindikasi sedang berniat melakukan kejahatan.
Satu kejadian yang sempat viral adalah ketika Raimas menemukan pengendara sepeda motor yang tidak membawa surat lengkap. Pada video yang tayang 29 Oktober 2019 dan telah ditonton 26,6 juta kali itu bang Ambar terlihat bersitegang dengan pengendara sepeda motor yang mengaku keluarga anggota DPR. Sebelumnya sang pengendara justru ‘menantang’ bang Ambar dengan mengatakan akan meminta anggota Paspampres untuk mengambil motor yang dibawa ke kantor polisi sektor Cakung. Mungkin karena terpancing dan dijawab dengan nada tinggi lebih dahulu, terlihat bang Ambar memang menjawab dengan nada tak kalah tinggi.
Pernah ada kejadian lucu juga. Ketika Raimas menggrebek satu perjudian. Setelah melakukan interogasi bang Ambar justru merasa malu ketika dari informasi yang diperoleh, ada satu perempuan yang ternyata semarga dengannya. Boru Ambarita kata para pelaku. Lucu melihat responnya (menit ke-tiga). Selain itu ada juga kejadian dimana Raimas mengamankan penjualan minuman keras kepada anak di bawah umur. Meskipun sang ibu yang berjualan dan dimarahin oleh bang Ambar menggunakan bahasa daerah yang sama dengan bang Ambar (bahasa Batak), dia bergeming.
Soal membuka handphone, bukanlah hal baru yang dilakukan bang Ambar. Seringkali gerak gerik mencurigakan yang dilanjutkan dengan penggeledahan, dilanjutkan dengan mencari informasi lewat handphone milik mereka yang diperiksa. Mungkin karena yang diperiksa kebanyakan remaja tanggung dan memang dalam kondisi bersalah, mereka tidak menunjukkan perlawanan. Bukan sekali dua jejak kejahatan ditemukan lewat aplikasi percakapan di handphone. Dan pernah juga awalnya hanya memberhentikan remaja tanggung yang mengendarai sepeda motor dari hasil pemeriksaaan, diketahui kejahatan yang lebih besar yaitu pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Menarik sebenarnya mengikuti aksi Raimas Backbone, melalui akun youtube Trans7. Entah karena kontrak dengan televisi tersebut sudah berakhir atau ada alasan lain, Raimas akhirnya memiliki akun youtube sendiri. Bertajuk Raimas Backbone Official yang per 20 Oktober 2021 sudah memiliki 1,4juta subscriber. Bahkan sudah mampu menutupi biaya operasional tim tersebut. Mungkin juga pengalaman membuktikan kalau media sosial bisa dibuat sebagai alat sosialisasi tugas polisi, sekaligus menambah dana buat operasional. Sah saja.
Beberapa hari terakhir, nama bang Ambar kembali viral. Bukan semata lantaran aksinya sebagaimana biasa disaksikan melalui youtube. Namun karena beliau dipindahkan ke divisi humas Polda Metro Jaya. Selain dimutasi, bang Ambar juga diperiksa oleh Bidang Propam Polda Metro Jaya. Hal tersebut konon karena aksinya yang membuka handphone dianggap tidak pantas dan melanggar prosedur yang ada. Soal membuka handphone ini menjadi viral. Entah karena saat ini polisi sedang menjadi sorotan, atau karena yang diperiksa handphone-nya memang berniat membuat menjadi viral.
Apapun yang menyebabkan bang Ambar dimutasi untuk kemudian diperiksa, lewat aksinya kita bisa melihat polisi dalam menjalankan tugasnya mengamankan masyarakat apa adanya. Mencegah terjadinya tindakan kejahatan. Banyak yang suka dengan gayanya memeriksa dengan ceplas ceplos. Demikian juga mungkin sebaliknya, ada yang tidak suka dengan cara interogasi dan mengumpulkan informasi di lapangan yang dianggap kelewatan.
Tetap semangat lae Ambarita.