Masih terbayang bagaimana ‘seru’-nya Jakarta dikepung oleh kobaran api dan tiang asap yang membumbung ke angkasa. Perampokan dan penjarahan seolah menjadi mainan plus hiburan yang bisa kita saksikan di layar televisi. Perkosaan massal terhadap kelompok etnis tertentu yang entah kenapa sampai sekarang sulit sekali dibuktikan.
Juga kesulitan pekerja kantoran dan masyarakat lain yang tidak terangkut kendaraan umum. Kekompakan penghuni kompleks perumahan melakukan ronda demi melawan kelompok penjarah. Merajalelanya kendaraan melintas di jalan tol. Bahkan sampai motor melintas seenaknya. Juga orang-orang sempat menodong di jalan tol yang biasanya ramai sekalipun seperti jalur Cawang-Tanjung Priok.
Jumlah korban yang jatuh mungkin mencapai ratusan ribu. Mulai dari rakyat jelata, pedagang, mahasiswa sampai kepada pemimpin tertinggi bangsa ini. Semuanya atas nama reformasi ! Semua atas nama perubahan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik. Sampai disini semuany mungkin bisa ‘dimaafkan’.
Tapi melihat kenyataan yang ada sekarang, semua seolah sia-sia. Korupsi, Kolusi Nepotisme masih merajalela. Memang ada yang berusaha diungkap. Namun kenyataan yang ada aku pesimis. Kalo aku bilang, ini malah lebih parah lagi dari jaman dulu !