Seringkali kita menganggap remeh bahasa Indonesia. Mungkin karena kita pikir, toh sudah mempelajarinya sejak lahir sebagai orang Indonesia sehingga kita merasa sudah paham mengenainya. Sehingga merasa tidak perlu mempelajari lebih jauh lagi.
Mungkin sikap itu yang membuat sebagian besar dari kita abai untuk melihat kembali, apa, bagaimana dan sejauh apa bahasa Indonesia yang telah kita pahami. Sebuah kata sebagaimana di foto menjadi contoh. Hanya karena kita merasa suka mendengar pelafalannya, kita lupa kata apa yang sebenarnya baku.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, lema ‘Sekedar’ diberi tanda anak panah yang menunjuk ‘Sekadar’. Jadi ditulis seperti ini :
sekedar – sekadar
Jika merujuk pada petunjuk pada KBBI, simbol anak panah pada sebuah lema berarti ‘sebagai penanda untuk rujuk silang bagi lema yang tidak disarankan pemakaiannya, yang merupakan bentuk varian kata lema yang ejaannya dianggap baku”.
Selanjutnya, petunjuk itu memberi contoh:
aktip – aktif
na.se.hat – nasihat
Artinya, kata yang baku dari dua kata di atas adalah aktif dan nasihat. Kembali pada contoh kata pada gambar, kata bakunya adalah sekadar, bukan sekedar yang memang terdengar lebih enak.