Satu tugas selesai, satu lagi menyusul

Akhir pekan kemarin aku mudik ke Medan. Bersama istri, aku musti mendampingi Mama [orangtuaku yang tersisa] menikahkan satu-satunya adik perempuanku. Perencanaan pesta pernikahan ini terasa mepet karena mempelai pria penganut katolik yang konon katanya tidak bisa berpesta di bulan Maret yang merupakan masa pra Paskah. Padahal sejak awal adikku menjalin hubungan serius dengan Sanju [nama mempelai pria-nya] kami wanti-wanti agar kalau nanti menikah, pemberkatan pernikahan dan pesta adat sebaiknya dilaksanakan di bulan Maret. Alasan pertama adalah, di bulan Maret ada libur panjang di akhir pekan yang dapat kami manfaatkan untuk berpesta. Alasan yang masuk akal menurut kami karena sebagai pegawai kantoran di Jakarta, kami musti berhemat terhadap cuti. Bukan hanya untuk keperluan keluarga, juga karena Lebaran nanti karyawan akan dipaksa cuti lagi sama pemerintah….ha….ha…ha…

Meski persiapan mepet, aku merasa kami sekeluarga menerima sebuah keajaiban pada pesta tanggal 24 Februari itu. Bagaimana tidak, Mama menangani hampir semua persiapan pernikahan ini. Sebab aku dan istri yang mustinya ketiban tanggung jawab pertama untuk persiapan ini [setelah Bapak meninggal Mei 2000] berada jauh di Jakarta. Mulai dari persiapan lamaran, acara lamaran mencetak undangan, membagi undangan, menghubungi keluarga dekat yang ada di sekitar Medan. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan di Medan. Sementara kami dari Jakarta, mengerjakan apa yang tidak harus dikerjakan di Medan. Mulai dari belanja pakaian calon pengantin wanita besarta keperluannya hingga melakukan booking terhadap salon di Siantar. Karena pesta dilaksanakan di Sidamanik Kota Kecamatan yang berjarak sekitar tiga perempat jam dari Siantar.

Agak merepotkan memang. Apalagi kesehatan Mama yang tidak lagi mendukung mengingat penyakit yang tengah diderita. Hampir setiap hari kami melakukan koordinasi ke Medan soal apa-apa saja yang harus dikerjakan. Serta siapa tau ada yang belum atau kelupaan untuk dikerjakan. Ditengah persiapan, ada-ada saja ganjalan kecil yang kami hadapi. Yang disayangkan, gangguan itu datang dari lingkungan sekitar. Untungnya sejak Bapak tiada, aku sudah minta kepada Mama, Istri serta adik-adik untuk selalu berusaha bekerja sendiri tanpa ketergantungan orang lain. Dan selalu berusaha melakukan yang terbaik kepada orang lain terlebih dahulu. Soal mereka tidak merespon dengan baik adalah perkara lain.

Tanggal 20 Februari sore kami pulang ke Medan dengan Airasia. Karena siangnya musti ngantor dulu demi menghemat cuti tadi. Tanggal 22 sore, aku Istri dan pengantin wanita beserta Medi [teman dekat Nando, adikkau nomer 2] jalan ke Siantar. Kami berangkat lebih dahulu selain karena tanggal 23 ada resepsi untuk muda-mudi di Sidamanik. Juga karena harus memastikan salon yang susah di booking sebelumnya. Dan yang tak kalah penting lagi kami ingin ketemu dengan orangtua Medi untuk membicarakan rencana lanjutan untuk dia dan Nando. Dan seperti sudah diprediksi sebelumnya pihak keluarga Medi sudah memilih tanggal. Minggu ketiga Juni 2007 kemungkinan besar kami akan melaksanakan acara pernikahan lagi. Pfuih….dah kebayang capainya.

Acara tanggal 24nya sendiri berlangsung lancar. Hampir sebagian besar kewajiban kami sebagai orangtua mempelai wanita dari sisi adat dapat kami jalankan. Yang kami rasa tanpa bantuan dari keluarga besar Tambunan dan Siahaan tidak akan terlaksana dengan baik. Aku salut untuk Nando dan Royland yang telah berlelah mengantarkan adik dan kakak perempuannya menuju jenjang pernikahan. Terharu aku melihat mereka berdua saat menyalam pengantin wanita. Sebagaimana aku terharu melihat Mama saat penyerahan Ulos Hela kepada anak dan menantunya.

Satu tugas selesai, satu lagi menyusul di bulan Juni.

Dipos di Tak Berkategori
6 Komentar Tambahkan milikmu
  1. begitu susah payahnya untuk mencari informasi dari seseorang yang saya sayangi,mulai tanya2 no tel dari teman2 dari paduan suara. semua tidak ada yang tau. setahun lebih sebelum saya kerja di bank mandiri. tiba2 terpikir oleh dirimu yang selalu memberikan inspirasi.Nama2 yg pernah menabung dibank mandiri,kmudian melalui telp kantor yang saya gunakan mencari no telp kantormu abangku…..akhirnya kutemukan dan aq menemukan nya….sungguh bahagia. tapi pernahkah saya terpikirkan oleh dirimu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *