Berakhir sudah harapan pak Dur untuk menjadi Presiden kedua kalinya. Komisi Pemilihan Umum, akhirnya tidak meloloskan beliau untuk ikut bertarung di pemilihan Presiden tanggal 5 Juli 2004 mendatang. Seperti yang sudah diperkirakan, masalah ini langsung ‘rame’.
Hanya, meski sering ngeselin, sedih juga aku melihat si Gus ini. Saat kemarin semua calon Presiden kebingungan mencari pasangan berkoalisi [Wakil Presiden], semuanya seolah-olah berlomba-lomba mencari untuk mendekati Gus Dur. Hanya untuk sekedar meminta dukungan. Hanya karena beliau menjadi ‘pemimpin’ sebuah organisasi massa yang beranggotakan puluhan juta. Seolah jumlah anggota yang puluhan juta ini menjadi jaminan mutu dalam pertarungan menuju kursi Presiden.
Namun saat si Gus menghadapi persoalan sekarang, aku belum melihat ada yang mendekati untuk memberi semacam dukungan moral atau apalah istilahnya yang membantu beliau untuk bisa menerima keadaan. Mungkinkah ini ada kaitannya dengan pameo yang berkata, “dalam politik tidak ada kawan abadi, yang ada hanya kepentingan abadi” ? Entahlah. Aku cuma berharap, pendukung si Gus bisa menerima situasi ini dengan lapang dada. Tidak perlu harus melakukan tindakan-tindakan yang nantinya akan merugikan diri sendiri maupun bangsa ini.