Bila Cinta Memanggilmu
Kau ikut kemana ia pergiWalau jalan terjal berliku
Walau perih slalu menungguCintamu butakan matamu dan hatimu
hsrusnya cintamu buka pintu kalbumuCinta adalah misteri
kita hanya manusia
tak berdaya melawan
takdir sang Raja Manusia
(tlah terlukis di Langit)Jika sayapnya merangkulmu
dan pisau tajam siap melukai
Cinta Adalah Misteri
Cinta adalah misteri. Meski kamu dilukai karena cinta, ikuti saja kemana dia membawamu. Itu kata Kahlil Gibran, sebagaimana dikutip Ahmad Dani seperti seperti lagu diatas. Apakah benar demikian? Entahlah. Kenyataan yang ada didepan mata, seolah membuat kita harus percaya akan pernyataan Kahlil Gibran tersebut.
Mulai dari kisah Romeo dan Juliet atau kisah Siti Nurbaya. Film atau sinetron bertema tragedi berlatarbelakang cinta seolah tidak habis-habisnya ditanyangkan. Meski dengan beragam aliran musik, hampir setiap minggu muncul lagu baru mengenainya. Untuk yang termutakhir, debutan group D’Masiv sebagai band pemenang ajang pencarian bakat sebuah produsen rokok, hampir diperdengarkan disetiap kesempatan. Mulai dari bilik karaoke hingga pengamen pinggir jalan. Padahal dari judulnya saja, sudah menyeramkan. Mungkin kalau bukan benda tak berwujud, dia akan dipanggil polisi. Karena seperti kata D’Masiv Cinta ini Membunuhku ! Bayangkan, si korban membuat pengakuan terang-terangan seperti itu :-D.
Tragedi berlatarbelakang cinta, seolah bertolak belakang dengan makna dari cinta sesungguhnya. Karena bukankah dengan cinta, semua lebih indah [minimal lebih damai]. Lantas kenapa ada yang menyatakan kalau cinta itu melukai, bahkan ada yang terbunuh? Atau, mungkin ini ada hubungannya dengan istilah cinta itu buta? Sadar kalau memiliki perasaan cinta, akan mendapat derita [atau sekali lagi bahkan ada kemungkinan terbunuh :-)], masih saja mempertahankan cintanya? Menyadari perasaan cintanya akan mendapat tentangan, masih saja tidak mampu melepas cinta tersebut.
Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semua kesalahanku yang pernah menyakitimu
Tanpamu tiada berarti
Tak mampu lagi berdiri
Cahaya kasihmu menuntunku
Kembali dalam dekapan tanganmu